PRABUMULIH.REPSUS.COM-Letnan Kolonel (Letkol) Kavaleri Shawaf Al Amien SE MSi pria kelahiran Pamekasan 14 Juni 1979 sejak kecil ingin bercita-cita menjadi seorang tentara. Impiannya pun tercapai setelah dirinya ikut seleksi Akademi Militer tahun1998 dan lulus tahun 2001.
Suami Linda Fadjariani ST kini menjadi orang nomor satu di Batalyion Kavaleri 5 DPC Karang Endah dengan menjabat sebagai Danyonkav. Dari hasil pernikahannya dengan Linda Fadjariani, Letkol Shawaf dikaruniai dua orang anak yakni Zalfalina Tiara Amien dan Bintang Kurnia Putra.
Danyonkav mengungkapkan, tertarik masuk AKMIL berawal datang ke Jakarta ikut cerdas cermat. Disana kebetulan mes dekat markas militer, dari sana lah tertarik ingin jadi tentara. "Pernah ikut sekolah taruna nusantara Magelang tapi tidak lulus karena kurang umur. Lalu saya terus berlatih fisik dan ikut tes AKMIL lulus. Dari madura cuma lulus 4 saat tes AKMIL, AAL dan AAU," bebernya.
Pria yang biasa dipanggil Cak ini mengatakan memiliki hobi berlari dari sejak duduk dibangku SMP. Karena kemampuannya itu, Letkol Shawaf termasuk pelari tercepat diatas rata-rata temannya semasa masih di taruna Akmil AD. Bahkan se batalyion Yonkav 5 DPC kecepatan larinya diatas rata-rata prajuritnya.
Masih kata Letkol Shawaf, selain kemampuan berlari dirinya juga termasuk prajurit yang pandai menembak. Hal ini dibuktikan menjuarai kejuaraan menembak memperebutkan piala KSAD tahun 2004 dan 2007.
"Kemampuan menembak mulai terlihat sejak pangkat Letnan Dua (Letda) di Bataliyon Yonkav 10 Makasar. Sudah 2 kali mewakili negara ikut kejuaraan menembak met tiga tembak reaksi di AAD (Asian Army Developmid) se Asia dan berhasil sabet juara 2," ungkap Letkol Shawaf.
Letkol Shawaf menambahkan, bakat menembak timbul karena sering latihan. Oleh karena latihan nembak itulah nilai saya paling tinggi diantara prajurit lainnya, sehingga saya diajak oleh Pasi Ops di Batalyion Yonkav 10 dan dilatih. "Tak lama saya didaftarin ikut efen piala KSAD, pulang lulus dikirim ke Jakarta dan juara," tegasnya.
Ditanya selama bertugas jadi tentara apa yang paling berkesan, Letkol Shawaf menerangkan kalau waktu jadi Kasdim di Jakarta Utara itulah yang paling berkesan. "Karena sampai tidur di kantor sama Dandim, karena jarak pulang ke rumah jauh. Selain itu takut tiba-tiba di panggil Panglima secara mendadak karena ada tugas. Selain itu tugas di wilayah tanjung priok yang notabenenya wilayah konflik sangat menantang bagi dirinya," tandasnya.
Lebih lanjut Danyonkav mengatakan, paling lama bertugas di militer yakni di Batalyion Yonkav 10 Makasar selama 10 tahun. "Karena bakat menembak itulah saya kebanyakan berada di Kopassus untuk berlatih. Paling kalau pulang ke Batalyion sangat jarang keburu dipanggil atasan lagi," pungkasnya. AYJ